Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2012

Puisi : Bukan Pemuja Bintang

Masi h ku tatap langit gelap ini. Aku bukan seorang pemuja bintang. Melihat pekatnya malam. Tesudut kikuk, Melihat dunia tertarik Awan pekat Muak akan semua jawaban trukir benang Memutuskan semua jembat. Muak pada pekat Dan Putaran bumi yang memuakkan

Puisi : Bunga Abadi

Aku lelah menunggu. kapan kau mengambil bunga abadi yang terselip dalam buku ini. Aku memandang jauh. Merasakan semakin lama semakin layu bunga ini. Bunga keabadian Yang mengukir setiap jengkal seluet tubuhmu. Aku masih menunggu, Kau mengambil bunga abadi ini. Yang masih aku simpan dalam buku ini.

Puisi : Rumput kuning

Sebuah taman kecil yang masi tertanam rumput yang mulai menguning. Kenapa kau tak menyiram rumpur itu? Tanyaku dalam benak. Kau meninggalkannya. Aku fikir kau akan mengerti akan rumput yang kutinggal itu. Aku masi menjelma menjadi sebuah udara yang menghidupi taman itu Tapi kenapa kau tinggal rumput itu?

Puisi : Hapus

Hapus Aku menghapus setiap jengkal tentangmu, Yang membuatku lelah. Aku menghapus setiap kata tentangmu, yang terukir dalam lembar hidupku. Aku menghapus setiap nafasmu, Yang menbuatku tak bernafas. Aku menghapus rasa tentangmu, Yang terukir dalam benakku. Aku masih menghapus.... Aku masih menghapu.... Aku masih menghap.... Aku masih mengha... Aku masih mengh.... Aku masih meng.... Aku masih men... Aku masih me... Aku masih m.... Aku lelah......

Cerpen : Dua bongkah es dalam hidupku

Aku tak pernah melihat kilatan cinta diantara mereka. Tapi sebuah kelembutan diantara mereka. Aku tak perna melihat mereka beromantis romantis ria ato apapun. Mereka tak pernah menunjukkan kehangatan. Mereka bagai dua bongkahan es yang dingin saat saling berhadapan. Mereka tak pernah mencair. Tapi saat salah satu diantara mereka terluka bongkahan es itu berubah menjadi kolam air hangat dan merubah semua. Tapi begitu hebat saat kita tersakiti, mereka berubah menjadi sebuah sarang yang penuh kehangatan. Bongkahan es itu entah kemana. Mereka seperti sebuah komando. Mereka akan kompak dengan sendirinya. Mereka egois, namun mereka dapat saling megalah tapa komando. Mereka seorang militer sejati. Mereka berperang untuk kita. Mereka berjuang untuk kita. Mereka mempertahankan kita. Mereka adalah seorang guru hidup yang tak akan pernah mati. Untuk saat ini dan kapan pun. Guru yang tak pernah memberi perintah gampang. Mereka tak akan membiarkan kit