Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2011

Just Write : Sekilas Danau Poso

Di atas air bening hijau kebiru-biruan, di tepian timur Danau Poso, berderet rapi sekumpulan bebatuan besar dan kecil yang unik. Dari kejauhan, kumpulan bebatuan itu mirip taman batu terapung dengan latar belakang rerumputan dan pepohonan hijau di atas perbukitan yang memagari sekeliling danau. Uniknya, sebagian dari kumpulan bebatuan itu, bisa mengeluarkan bunyi kalau diketuk, yaitu yang disebut Watu Nggongi. Artinya, batu yang bisa berbunyi. Menurut seorang tokoh masyarakat Poso, S Pelima, pada zaman dulu di Poso, Watu Nggongi menjadi alat tabuh. “Jadi, kalau batu ini berbunyi, pertanda ada sesuatu yang penting terjadi, dan masyarakat harus berkumpul di sabua (rumah pertemuan) untuk mendengarkannya,” ungkapnya. by: April

Cerpen : Hujan

Hari itu seperti biasa, matahari masih terbit dari timur. Aku mengeluarkan sepedah ontel warisan keluargaku. Aku menuntunya  menuju halaman. Dari dalam masih terdengar ribut-ribut ayahku yang masih saja membuat  ibu sakit. Rasanya ingin aku plester saja mulutnya. Bila tak ingat itu ayahku satu-satunya atau mungkin ancaman neraka jahanan karna menjadi anak durhaka. Pagi ini seperti biasa, ibu menyuruhku cepat-capat  berangkat sekolah. Bukan karna aku akan terlambat masuk sekolah. Tak lain dan tak bukan agar tak mendengar omelan ayah padanya. Sungguh aku tak sanggup hidup dengan seorang ayah yang seperti itu. Kadang aku berharap ayahku terbawa oleh kapal bajak laut agar dia tak lagi membuat ibuku menangis. Namun kenapa Tuhan menakdirkan ibuku menikah dengan ayah. Pelet apa yang digunakan ayah sampai-sampai ibu betah dengannya. Kadang aku panjatkan do’a berharap ini semua hanya mimpi. Dan saat aku terbangun aku memiliki keluarga yang bahagia. Dengan seorang ayah yang tak p

Cerpen : Bu.Ratih

            Pukul 3 sore, aku bergegas memasukkan selendang Tariku kedalam tas. Aku bercermin semuanya sudah rapi, aku keluar dari kamar. Ibu dan ayahku yang sedang bersantai diteras aku temui. Aku berpamitan dengan mereka. Aku berjalan agak tergesa-gesa, niatku pergi ketempat latihan menari dengan sepedah namun aku urungkan niatku. Ini desa dengan jalan yang sangat mengecewakan apa lagi bila turun hujan. Orang dapat berendam dalam lubang kubangan lumpur yang terbuat alami dijalan ini. Aku copot sandal bututku agar cepat sampai tujuan.              Jarak tempat yang aku tuju cukup jauh mungkin 2 km. itu dapat aku tempuh setengah jam bila aku berjalan cepat. Namun sekarang untuk berjalan tegak saja sulinya minta apun. Bagaimana jika aku mengendarai sepedah bisa berjam-jam lamanya. Kakiku sudah penuh lumpur. Keringat hasil pembakaran glukosa dalam tubuhku mulai tampak. Aku mengusapnya dengan lenganku.             Aku berlatih menari sejak kelas 4 SD, aku sudah banyak menguasa

Cerpen : Ayah

Tuhan apakah aku harus berhenti berharap? Apakah aku harus melupakanya? Tuhan apakah engkau mendengar hapanku? Tapi kenapa engkau sepertinya diam mendengar harapanku? Tuhan aku sungguh lelah dengan semua ini, benar benar lelah. ðððð    Malam ini benar-benar mengingatkanku pada saat ayah pergi, saat terakhir ayah tersenyum padaku. 7 tahun yang lalu, saat terakhir ayah meninggalkanku.Angin kencang menembus celah-celah lubang anyaman bamb u yang sudah lapuk ini. suara cendela yang tiba-tiba terbuka mengagetkan seluruh isi rumah. Hanya 2 orang kawan tak lebih, hanya aku dan adikku Nila. Bayanganku kembali disaat aku berusia 10 tahun, saat aku menangis berharap ayah tak pergi melaut. Malam itu angin laut terlihat kencang, suara air yang memecah obak lebih ganas dari biasanya. Aku merangkul lengan ayah, berharap dia tak melaut malam ini. senyum itu yang dia berikan padaku. Dia melepas rangkulan tanganku dilengannya. Sebuah kata yang akan membuatmu terenyuh mendengarnya. Aku takut ka

Just Write : Cinta Vs Napsu

Cinta VS Napsu Maafkanlah, karena itu lebih mulia” Itulah salah satu pesan Rasulullah yang sangat terkenal. Membalas perlakuan tak adil dan kezhaliman dari seseorang, tidak dilarang. Namun tentu ada alasan yang sangat khusus mengapa Rasul menganjurkan ummatnya untuk memberikan maaf kepada orang zhalim. Mari kita lihat ulang soal maaf memaafkan ini. Perintah Allah berkenaan dengan “maaf” ini termaktub dalam Qur’an Surat Ali Imran ayat 134: “... dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang”. Menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain, merupakan dua dari ciri orang yang bertaqwa. Nampaknya seperti sesuatu hal yang sangat sepele, dan tak sedikit orang yang menganggap itu sebagai hal biasa yang teramat mudah. Padahal, sungguh teramat berat untuk bisa melakukannya, jika bukan karena seseorang itu telah memiliki kebersihan hati dan ketulusan cinta kepada Allah Swt. Ada satu hadits yang termasuk dhaif, namun dalam hal ini bisa diambil hikmahnya. Usa

Cerpen : Dibalik senja

Dibalik senja, matahari menguning bagai buah jeruk polen yang masak. Rasanya asam manis, namun sepertinya sore yang serasa asam manis hanya untuk dinikmati beberapa ekor orang saja. Menghela nafas, dengan memandang kearah matahari sore membuatku menjadi teringan Aini. Mungkin sekarang dia sudah berumur lima tahun. Aini bukan siapa-siapaku, saudara, kerabat atau tetangga saja bukan. Tapi yang ada satu hal yang membuatku teringat akan dia. Dia masi dapat bernafas,tersenyum dan tertawa hingga sekarang. 24 september 2006                 Seorang anak kecil berlari dan menabrakku. Es krim yang dibawanya tumpah mengenai celana jinsku. Seorang ibu muda berlari menghampiriku. Aku hanya tersenyum sekejap. Rasa dongkol dihati masi berkecambuk. “dasar anak kecil gak’ tau aturan” ungkakapku dihati.                 Wanita itu menggandeng  anaknya. Dia memberikan tisu padaku untuk membersikan celana. Dia minta maaf atas kesalahan anaknya. Kita duduk di bangku taman, dan aku membersikan

Cerpen : Kecoak

Aku duduk di tikar tua milik ibu dulu. Aku mebaringkan badanku diatasnya. Dingin mataku memandang lurus dan aku melihat dua ekor kecoak sedang asik berdua-duaan diatas lantai. Gaya mereka, seakan dunia milik mereka berdua. Antena mereka bergerak-gerak, mereka memandangku. Aku dan kedua kecoak itu terdiam. Mereka memandangku awas, aku terdiam melihat sekeliling. Mencari benda yang dapat mengeksekusi mereka berdua. Mataku menangkap sebuah sapu kerik . Itu cukup untuk membunuh mereka. Aku mulai pelan-pelan berdiri, dan mengambil sapu itu. Mereka masi saja diam dan tak bergeming, aku pegang erat-erat sapu itu. Nafasku tertahan, aku takut hanya gara-gara nafasku mereka kabur. Serangan maut aku tujukan ke mereka. Plek… mereka sekarat, bau tak enak menyeruak kehidung. Aku menjadi pembunuh berdarah dingin. Aku pukul mereka, tapi sayang satu diantar mereka kabur. Aku fikir dia sudah terluka parah, dan seandainya Tuhan masi memberinya kehidupan dia akan cac

Just Write : Macam-Macam Cewek

Macam-Macam Cewek 1. Cewek Downloader Tipe Cewek ini manja karena apa yang di inginkan harus tercapai dengan cara apapun sampai-sampai mengorbankan teman sendiri 2. Cewek Friendster Cewek ini sukanya memberi perhatian pada cowok-cowok, sok kenal, sok dekat, sok perhatian 3. Cewek Blogger Cewek ini sukanya nulis dan nulis dari masalah kuliah hingga pribadi sekalipun ditulis dan di perlihatkan pada orang lain, rata-rata dia menulis 3 halaman, halaman pertama serius, kedua bohong ketiga rayuan 4. Cewek E-mail Cewek ini suka menyapa ke teman2, dia menulis 10 kalimat dalam emailnya, dan tiga kalimat terakhir adalah dusta 5. Cewek Spyware/Trojan/Virus Tipe ini suka masuk dalam kehidupan kita, mengobrak-abrik kehidupan kita, menjelma bak malaikat padahal setan, bisa-bisa hidup kita di kendalinkan olehnya… silent killer 6. Cewek Commersial/Closed Source tipe ini tertutup, hanya beberapa gelintir orang saja yang bisa “menikmatinya“, dia dikenal banyak orang, dia memberik

Cerpen : Lari

                Berlari dan hanya terus berlari. Hanya itu yang aku ingat, seorang wanita berbusana muslim dan bercadar. Nafas lelahnya dapat terdengar dari dalam cadarnya. Tangannya dengan erat menggandeng tanganku. Aku hanya dapat melihatnya dari belakang. Suara hewan malam tak aku hiraukan. Hanya detak jantung dan suara tapak kakiku dan wanita itu. Suara pecahan daun dan ranting kering yang kita ijak semakin lama semakin keras.                 Keringat dingin membasai mukaku, badanku basa dengan keringat. Panas tubuhku keluar disambut dengan dinginnya udara malam. Semakin lama semakin banyak keringat yang menyucur dibalik bajuku. Entah barapa jauh kita berlari, perasaanku mengatakan ini sudah aman. Aku menoleh kebelakang, gelap. Hanya gelap, itu yang dapat aku lihat saat itu. Alang-alang dan semak hanya melambai dan tersiram cahaya bulan.Wanita itu masi menggandeng tanganku dengan erat. Kakiku sudah tak dapat berlari lagi. Berapa langkah yang dapat ditempuh seorang anak dibawa u