Aku tak pernah
melihat kilatan cinta diantara mereka. Tapi sebuah kelembutan diantara mereka.
Aku tak perna melihat mereka beromantis romantis ria ato apapun. Mereka tak
pernah menunjukkan kehangatan. Mereka bagai dua bongkahan es yang dingin saat
saling berhadapan. Mereka tak pernah mencair. Tapi saat salah satu diantara
mereka terluka bongkahan es itu berubah menjadi kolam air hangat dan merubah
semua. Tapi begitu hebat saat kita tersakiti, mereka berubah menjadi sebuah
sarang yang penuh kehangatan. Bongkahan es itu entah kemana.
Mereka seperti
sebuah komando. Mereka akan kompak dengan sendirinya. Mereka egois, namun
mereka dapat saling megalah tapa komando. Mereka seorang militer sejati. Mereka
berperang untuk kita. Mereka berjuang untuk kita. Mereka mempertahankan kita.
Mereka adalah
seorang guru hidup yang tak akan pernah mati. Untuk saat ini dan kapan pun.
Guru yang tak pernah memberi perintah gampang. Mereka tak akan membiarkan kita
bodoh diantara kepintaran dunia. Semakin keras dunia mendidik kita, mereka akan
1000 kali lipat lebih ganas mendidik kita. Mereka guru yang tak perlu
setifikasi untuk mendidik kita. Mereka tak segan menghukum kita saat kita
salah. Karna mereka tak mau kita jadi orang bodoh diantara kepintaran
orang-orang lain. Mereka tak mengajarkan tentang fisika, kimia ato pun biologi.
Mereka tak sebat einstein, newton, ato ilmuan hebat siapa pun. Mereka tak butuh
hukum fluida dinamis untuk melarang kita dekat-dekat kereta api ato pun
melarang kita bersebedah rampak.
Mereka tak perlu menggunkan
hukum apa pun utuk membuat kita jauh dari bahaya.
Mereka adalah
guru kehidupan yang sangat luar biasa.
ATM berjalan
untuk kita adalah mereka. Tunjukkan saja kode pin kita. Dan hebatnya mereka
akan mengeluarkan uang yang apa bila dihitung tak akan pernah dapat kita
bayangkan banyaknya. Tapi kadang juga kita dapat syanyian dari sang sepoter
sejati kita. Walau pun akhirnya uang terbang kekita juga. Mereka memberi apa
yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Buatku mereka adalah Tuhan
kedua. Namun kadang kita dapat melihat, tatapan kekecewaan yang sangat luar
biasa saat kita meminta sesuatu dan mereka tak dapat memenuhi. Untuk tatapan
itu tak dapat aku bayangkan betapa anehnya relungku. Membuat mataku panas, dan
akhirnya aku menyerah. Aku akan memeluknya, dan menciumnya.
Mereka itu. . ..
Bagai bunga
teratai yang menunjukkan kebijakan
Mereka itu . . .
Seperti awan. .
Dan mereka adalah
nyawa untukku.
Mereka tak pernah
menjukkan cinta mereka, tapi mereka menunjukkan kasisayang. Mereka tak pernah
ingin memiliki kita, mereka tak pernah ingin kita terluka. Mereka hanya ingin
kita bahagia. Mereka adalah makhluk Tuhan yang paling hebat. . .
Kita adalah
cerminan mereka. Jadi apa yang dilakukan mereka itu yang kita lakukan. Mereka
tak sayang kita itu yang kita lakukan. Mereka rela mengorbankan nyawa untuk
kita kita pun juga akan rela. Mereka sayang dengan kita, kita tak sayang dengan
mereka itu bererti kita durhaka. Mereka tak sayang kita itu nggak mungki. Karna
mereka yang bawa kita kedunia. Sejahat apaun mereka mereka adalah orang yang
akan rela mati untuk kita.. mereka adalah oarang tua kita.
Komentar
Posting Komentar