Saat aku menulis ini mataku sudah tidak sembab lagi, iya benar. Ini tentang kamu lagi, entah ditulisan keberapa aku mengatakan memang sebaiknya kamu tidak kembali.
Sebulan lalu aku mendengar kalau kamu akhirnya menikah dengan gadis itu, gadis yang membuatku sebenarnya merasa kalah. Benar-benar kalah, karena dia yang pada akhirnya memilikimu.
Dengan banyak drama, dan yaahh. . . aku bukan wanita yang tepat untukmu. Kali ini biarkan saja aku sedikit mengingat hal-hal kecil yang selalu membuatku teringat olehmu.
"Hari ini masak apa ?"
aku selalu merindukan kata-kata seperti ini sepeleh memang, tapi ada hal yang membuatku merasa kalau masakanku yang tidak jelas ada yang menanti.
Apa kamu ingat kotak tempat makan ungu yang aku isi bekal waktu itu. Aku ingat saat itu masih pagi, dan kamu berangkat kerja. Aku mengisi kotak makan itu dengan gorengan bandeng yang sudah keras. Entah apa yang aku pikirkan saat itu.
Atau, saat aku jatuh dan kamu mengobatiku sambil berjongkok. Aku melihat keringatmu, aku kurang ajar sekali saat itu. Ehhh apa kabar benny ? dia sepertinya sudah bahagia disana. Ngomong-ngomong biji pinus itu masih ada dikamarku, biarkan saja dia sebagai pengingat kalau aku pernah bersamamu. Walau bukan hatimu,
Oh, aku masih menyimpan foto kita dengan abib, waktu dia ulang tahun. Kita seperti keluarga kecil, dan terlihat bahagia. Mungkin lebih tepatnya aku yang bahagia.
Aku berterimakasih pada Tuhan, dia mengabulkan doaku untuk membuatmu bahagia. Walaupun aku tahu, jawaban dari doaku adalah bukan aku yang akan ada disampingmu.
Komentar
Posting Komentar