Langsung ke konten utama

Imtaq dan Iptak

IMTAQ DAN IPTAK Imtaq merupakan singkatan dari iman dan taqwa, sedangkan iptek adalah singkatan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Saya rasa padanan kata ini tidak asing lagi bagi kita. Iman dan taqwa bersumber dari hati sebagai bentuk hubungan positif manusia dengan Tuhannya. ’Imtaq pada diri seseorang menunjuk kepada integritas seseorang kepada Tuhannya Mantan Presiden RI, Bapak B. J. Habibie pernah berkata, “Sumber daya manusia yang mempunyai iman dan taqwa harus serentak menguasai, mendalami, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)," Kemudian beliau melanjutkan, "Seseorang tidak cukup beragama atau berbudaya saja, karena hanya akan menjadi orang yang baik. Sebaliknya, tidak cukup pula seseorang mendalami ilmu pengetahuan saja, karena hanya akan menjadikannya sosok yang menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan," katanya. Ingat bahwa kita adalah mahasiswa. Rangkaian kata yang selalu mengiringi kata mahasiswa adalah “the agent of change”. Kita adalah agen perubahan yang kelak akan memegang pucuk kepemimpinan negeri ini. Sebuah peradaban besar, dimulai dari cara berfikir para pemudanya. Jika para sudah lemah dari sejak awal berfikir, maka membangun sebuah peradaban adalah hal yang utopis. Namun jika para pemuda memiliki pemikiran yang cemerlang dan mendalam, tingkat optimisme yang tinggi akan sebuah kesuksesan, diiringi dengan keimanan yang mantap dalam dirinya, maka membangun sebuah peradaban adalah suatu keniscayaan. Membangun peradaban sebuah hal yang realistis dan pasti jika diperjuangkan terus menerus tanpa rasa lelah. Berbeda dengan pemuda yang biasa-biasa saja, dalam berfikir mereka akan menjadikan kepentingan pribadinya sebagai landasan untuk bertindak. Semua aktivitas yang mereka lakukan akan dipimpin oleh landasan berfikirnya, yaitu kepentingan pribadi. Semua yang dilakukan adalah upaya untuk mencapai keberhasilan dari kepentingan mereka. Mendapatkan sesuatu yang mereka impikan tanpa pernah merasa bahwa yang mereka lakukan tidak benar. Dengan kata lain mereka memisahkan permasalahan agama dalam kehidupannya. Berkeyakinan bahwa agama hanyalah mengurusi masalah ritual saja. Tidak pernah agama mengatur ursan mereka dalam berkeluarga, berwirausaha, berpolitik dan bergaul dengan masyarakat, sehingga mereka tidak pernah berfikir bahwa apa yang difikirkan dan diperbuatnya akan dipertanggungjawabkan olehnya dihadapan Allah. Hal inilah yang terjadi saat ini ketika mereka menebang hutan sembarangan tanpa memikirkan dampak kerusakan ekosistem. Mereka tidak segan-segan merusak alam untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Mereka melupakan tuntunan agama dalam menjaga kelestarian alam dan keseimbangan ekosistem. Mereka sungguh tidak bisa diharapkan untuk memimpin umat dan membangun peradaban dunia. Pemuda yang mampu merubah peradaban adalah pemuda yang berakal, bertaqwa dan menguasai Iptek. Pemuda merupakan generasi baru yang akan meneruskan kepemimpinan dunia. Pemuda yang tidak memiliki keimanan, maka seluruh pemikiran dan perbuatannya akan jauh dari agama. Begitu juga dengan pemuda yang beriman, maka seluruh pemikiran dan perbuatannya akan sesuai dengan agama. Pemuda yang beriman dan menguasai Iptek akan berusaha berpijak ajaran agama dalam segala aktifitasnya. Mereka selalu sktif menelurkan ide-ide kreatif untuk kemajuan Iptek dengan dorongan keimanan dan ibadah. Pemuda inilah cikal bakal pemuda yang diharapkan berkontribusi untuk tegaknya agama dan bangsa. Pemuda yang hanya menguasai Iptek namun tidak beriman, maka keahliannya sangat sulit diharapkan untuk turut berkontribusi membangun peradaban. Bisa jadi sebaiknya, dengan keahliannya ia malah menghambat peradaban. Menurut Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Abdul Aziz, M.Si, Secara lebih spesifik, integrasi imtak dan iptek ini diperlukan karena empat alasan. Pertama, sebagaimana telah dikemukakan, iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup umat manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan takwa kepada Allah SWT. Sebaliknya, tanpa asas imtaq, iptek bisa disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif. Iptek dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Jika demikian, iptek hanya absah secara metodologis, tetapi batil dan miskin secara maknawi. Oleh Khoirul Umam Ketua Komisi 3Badan Legislatif Mahasiswa Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dalam konferensi pada Pameran Buku Internasional Brunei yang diselenggarakan di London pada tanggal 14 Agustus 2001, Para pembicara dalam konferensi yang disponsori oleh Abrar Islamic Foundation tersebut mengutarakan pandangan-pandangan mereka mengenai pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan. Mereka menjelaskan bahwa dalam banyak ayat Al Qur’an, Allah telah memerintahkan manusia untuk berpikir, meneliti dan belajar. Nabi Muhammad pun telah mengarahkan perhatian terhadap pentingnya masalah ini dalam sabda-sabdanya. Hal ini lebih jauh mengokohkan Al Qur’an sebagai sumber petunjuk bagi ilmu pengetahuan.Konferensi penting ini memanfaatkan secara luas dua buah buku, Al Qur’an Leads the Way to Science dan Miracles of the Qur’an karya Harun Yahya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berakhir

Saat aku menulis ini mataku sudah tidak sembab lagi, iya benar. Ini tentang kamu lagi, entah ditulisan keberapa aku mengatakan memang sebaiknya kamu tidak kembali.  Sebulan lalu aku mendengar kalau kamu akhirnya menikah dengan gadis itu, gadis yang membuatku sebenarnya merasa kalah. Benar-benar kalah, karena dia yang pada akhirnya memilikimu.  Dengan banyak drama, dan yaahh. . . aku bukan wanita yang tepat untukmu. Kali ini biarkan saja aku sedikit mengingat hal-hal kecil yang selalu membuatku teringat olehmu.  "Hari ini masak apa ?"  aku selalu merindukan kata-kata seperti ini sepeleh memang, tapi ada hal yang membuatku merasa kalau masakanku yang tidak jelas ada yang menanti.  Apa kamu ingat kotak tempat makan ungu yang aku isi bekal waktu itu. Aku ingat saat itu masih pagi, dan kamu berangkat kerja. Aku mengisi kotak makan itu dengan gorengan bandeng yang sudah keras. Entah apa yang aku pikirkan saat itu.  Atau, saat aku jatuh dan kamu mengobatiku sambil berjongkok. Aku me

Cerpen : Dibalik senja

Dibalik senja, matahari menguning bagai buah jeruk polen yang masak. Rasanya asam manis, namun sepertinya sore yang serasa asam manis hanya untuk dinikmati beberapa ekor orang saja. Menghela nafas, dengan memandang kearah matahari sore membuatku menjadi teringan Aini. Mungkin sekarang dia sudah berumur lima tahun. Aini bukan siapa-siapaku, saudara, kerabat atau tetangga saja bukan. Tapi yang ada satu hal yang membuatku teringat akan dia. Dia masi dapat bernafas,tersenyum dan tertawa hingga sekarang. 24 september 2006                 Seorang anak kecil berlari dan menabrakku. Es krim yang dibawanya tumpah mengenai celana jinsku. Seorang ibu muda berlari menghampiriku. Aku hanya tersenyum sekejap. Rasa dongkol dihati masi berkecambuk. “dasar anak kecil gak’ tau aturan” ungkakapku dihati.                 Wanita itu menggandeng  anaknya. Dia memberikan tisu padaku untuk membersikan celana. Dia minta maaf atas kesalahan anaknya. Kita duduk di bangku taman, dan aku membersikan