Langsung ke konten utama

Just Write : About Love


Apa ada yang salah? Tidak, saya masi percaya dengan yang namanya cinta. Mana mungkin seorang hidup tampa cinta.
Saya masi percaya dengan cinta Tuhan, cinta Rasul, cinta orang tua saya dan cinta saudara saya. Saya masi percaya itu, namun saya sedikit tak percaya dengan yang namanya cinta seorang kekasi pada kekasihnya.
Disini tak ada yang melarang saya boleh mempercayai cinta yang mana. Atau saya mengjak kalian untuk mengikuti prinsip cinta saya.
Saya sendiri tak mengerti cinta itu seperti apa. Yang saya tau cinta adalah rela mengorbankan apa pun demi yang dia cintai. Walau pun dia tak akan mendapat apa-apa dari yang dia lakukan.
Itu menurut saya diskripsi cinta yang lebih condong pada kasi sayang. Mungkin itu cinta yang mendiskipsikan cinta orang tua pada kita. Namun, jika seandainya orang tua kalian tidak mencintai kalian seperti itu semua kembali pada masalah anda masing-masing.
Tak ubahnya cinta Tuhan pada makluknya, ada kalanya kita mengelak cinta Tuhan kekita. Fikir saja jika Tuhan tak cinta dengan kita apa mungkin saat ini kita masi berada dibumi setelah melakuakn dosa. Tuhan masi memberi waktu kita untuk bertobat. Ini hanya sekelumit cinta Tuhan yang tak ada batasnya untuk kita.

Saat kalian punya kekasih, begitu cintaka anda padanya dan kadang saking cintanya dapat mengalahkan cinta Tuhan dan cinta orang tua.
Aku pernah membaca sebuah status face book yang sedikit membuatku terpingkal, ya... temanya tentang jomblo. Sedikit membuat mata batinku terbukan. Sebentar kapan hari akan saya ambil coppyanya.

“Ini hanya tinggal menunggu waktu saja, seberapa lama anda mampu bertahan dengan saya atau seberapa lama saya tidak bosan dengan anda.”

Itu yang dapat saya ambil denga hubungan pacara masa kini. Seberapa lama anda mampu bertahan dengan saya ? itu kembali pada pada orang yang mencintai kita. Berapa lama dia  mampu untuk mencintai kita, tampa bosan atau mungkin perasaan manusia yang silih berganti. Dan seberapa lama saya tidak bosan dengan anda. Kebanyakan hubungna putus karna kebosanan. Selingkuh ya.. juga karna bosan. Bodohnya kenapa dulu mau. Itu kesalahan, katanya tau mungkin penjajakan.
Tapi ya... buat apa toh masi pacaran juga, buat apa dipertahanin putusin cari yang lain. Pacaran buat happy fun aja, buat apa dimasukin hati. Bodoh saja cinta monyet ditanggepin.
Seharusnya waktu pacaran, ditanya seberapa lama kamu kuat dengan saya. Kalau dia berkata sampai kapan pun. Itu artinya pacarmu begok, tukang bohong dan sedikit suka serong.
Kalau dia bilang ya.. jalanin aja lah. Ini lumayan panjang ya.. tinggal nunggu kalian bosan apa tidak nunggu dia bosan saja.
Kalu dia bilang 3 bulan atau menentukan waktu, itu lebih menyenangkan kalian dapat melingkari tanggal kalian dan setelah waktu habis cari yang lain.
Tapi kebanyakan mereka akan marah jika ditanya seperti itu. ya.. itu wajar karna masi belum bosa,

Buat apa saya menulis esai yang tidak jelas seperti ini karna pagi ini saya sedang binggung melakukan apa?
Saya bohong jika saya tidak pernah jatu cinta, saya juga manusia yang pernah juga menaruh perasaan dengan seseorang. Ya.. faktor utamanya karna kebiasaan. Namun lama-lama semua itu berlalu seperti hembusan angin yang kadang tiba-tiba muncul dalam benak, ya... mungki karna dia juga aku menulis esai ini.
Hingga saat ini saya tidak percaya dengan yang namanya Cinta. Buat saya cinta itu omong kosong. Cinta itu egois, apa yang kita lakukan harus kamu lakukan juga. Aku perhatian pada kamu, kamu juga HARUS perhatian pada saya.
Saya tidak selingku, kamu juga HARUS setia.
Ya... itu lah... cinta itu pembatasan hak asasi, hahahha
Mungkin saya tidak pernah pacaran, bahkan bertatapan langsung pun saya tak berani. Tapi kenapa saya dapat menulis ini ya.. anggap saja saya seorang yang sedang ngaco.
    
:D akhirkata wasallam.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Imtaq dan Iptak

IMTAQ DAN IPTAK Imtaq merupakan singkatan dari iman dan taqwa, sedangkan iptek adalah singkatan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Saya rasa padanan kata ini tidak asing lagi bagi kita. Iman dan taqwa bersumber dari hati sebagai bentuk hubungan positif manusia dengan Tuhannya. ’Imtaq pada diri seseorang menunjuk kepada integritas seseorang kepada Tuhannya Mantan Presiden RI, Bapak B. J. Habibie pernah berkata, “Sumber daya manusia yang mempunyai iman dan taqwa harus serentak menguasai, mendalami, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)," Kemudian beliau melanjutkan, "Seseorang tidak cukup beragama atau berbudaya saja, karena hanya akan menjadi orang yang baik. Sebaliknya, tidak cukup pula seseorang mendalami ilmu pengetahuan saja, karena hanya akan menjadikannya sosok yang menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan," katanya. Ingat bahwa kita adalah mahasiswa. Rangkaian kata yang selalu mengiringi kata mahasiswa adalah “the agent of change”. Kita

Berakhir

Saat aku menulis ini mataku sudah tidak sembab lagi, iya benar. Ini tentang kamu lagi, entah ditulisan keberapa aku mengatakan memang sebaiknya kamu tidak kembali.  Sebulan lalu aku mendengar kalau kamu akhirnya menikah dengan gadis itu, gadis yang membuatku sebenarnya merasa kalah. Benar-benar kalah, karena dia yang pada akhirnya memilikimu.  Dengan banyak drama, dan yaahh. . . aku bukan wanita yang tepat untukmu. Kali ini biarkan saja aku sedikit mengingat hal-hal kecil yang selalu membuatku teringat olehmu.  "Hari ini masak apa ?"  aku selalu merindukan kata-kata seperti ini sepeleh memang, tapi ada hal yang membuatku merasa kalau masakanku yang tidak jelas ada yang menanti.  Apa kamu ingat kotak tempat makan ungu yang aku isi bekal waktu itu. Aku ingat saat itu masih pagi, dan kamu berangkat kerja. Aku mengisi kotak makan itu dengan gorengan bandeng yang sudah keras. Entah apa yang aku pikirkan saat itu.  Atau, saat aku jatuh dan kamu mengobatiku sambil berjongkok. Aku me

Cerpen : Hujan

Hari itu seperti biasa, matahari masih terbit dari timur. Aku mengeluarkan sepedah ontel warisan keluargaku. Aku menuntunya  menuju halaman. Dari dalam masih terdengar ribut-ribut ayahku yang masih saja membuat  ibu sakit. Rasanya ingin aku plester saja mulutnya. Bila tak ingat itu ayahku satu-satunya atau mungkin ancaman neraka jahanan karna menjadi anak durhaka. Pagi ini seperti biasa, ibu menyuruhku cepat-capat  berangkat sekolah. Bukan karna aku akan terlambat masuk sekolah. Tak lain dan tak bukan agar tak mendengar omelan ayah padanya. Sungguh aku tak sanggup hidup dengan seorang ayah yang seperti itu. Kadang aku berharap ayahku terbawa oleh kapal bajak laut agar dia tak lagi membuat ibuku menangis. Namun kenapa Tuhan menakdirkan ibuku menikah dengan ayah. Pelet apa yang digunakan ayah sampai-sampai ibu betah dengannya. Kadang aku panjatkan do’a berharap ini semua hanya mimpi. Dan saat aku terbangun aku memiliki keluarga yang bahagia. Dengan seorang ayah yang tak p